Saturday, January 06, 2007

JAM

27 Desember 2006, jam 8 lebih sekian di malam hari

“De’ Rini, besok pagi itu ada undangan rapat jam 7.30 di hotel Santika. Bisa hadir kan ya? Tolong beritahu teman-teman lainnya ya..Diminta tiga orang wakil dari organisasi ABCD untuk hadir..” Begitu yang diucapkan si Ibu bersuara lembut (selanjutnya kita sebut Ibu BSL) itu semalam via telepon, tentu saja setelah berbasa basi seperlunya di awal percakapan. Ya ampun, terus kapan aku ngabarin teman-teman yang lain? Artinya kan cuma tersisa waktu sekitar 1 jam-an untuk kontak teman-teman sebelum masuk zona waktu tidak sopan menelepon! Iya kalau mereka langsung bersedia!

“Waduh, kok mendadak sekali ya, Bu? Rapat apa Bu?”
“Iya, saya aja baru dapat undangannya tadi. Disini sih tertulis Rapat Koordinasi yang diadakan oleh Kementerian BLABLA. Bisa hadir kan ya?”
“Emm….iya Bu, kalau saya sih insyaallah bisa. Nanti saya coba juga hubungi teman-teman yang lain deh.”

Setelah mengirimkan sms ke beberapa teman, akhirnya jam 21.30 aku berhasil meyakinkan dua orang teman yang available. Tanpa tahu betul apa yang akan dibahas di rapat, kami sepakat untuk hadir. Sekali lagi aku memastikan ke Ibu BSL via sms bahwa rapat besok adalah pukul 7.30 di hotel Santika.

“Tepat sayang…thanks dan sampai ketemu besok ya…” Demikian balasan sms beliau.

28 Desember 2006, jam 7.15 pagi

“Pak, maaf kalau ruang meeting untuk Rakor Kementrian BLABLA dimana ya?” tanyaku kepada seorang pegawai hotel yang lewat dengan membawa setumpuk notebook dan pulpen. Kemudian dia menunjuk ke pintu persis di depanku.
“Tapi masih dikunci Bu. Ibu tunggu saja di lobby.” Aneh, 15 menit sebelum acara kok masih dikunci, pikirku sambil berjalan ke lobby.

Menjelang jam 7.30 dua orang teman datang. Beranjak ke ruang meeting, terlihat dua orang yang tampaknya panitia duduk di dekat pintu masuk. Ruang meeting sudah dibuka namun belum ada orang. Beberapa peserta rapat yang lalu lalang kemudian malah masuk ke coffee shop untuk sarapan. Aku dekati panitianya,
“Pak, maaf acaranya sudah mau mulai belum ya, kok masih sepi?”
“Oh, belum bu. Nanti jam 8. Ibu tunggu saja di lobby.”

Setelah sempat bingung sesaat, akhirnya kami sepakat, mungkin Ibu BSL tidak percaya kami akan datang on time, sehingga dia memajukan setengah jam dari jadwal sebenarnya. Yah, sudahlah tak apa. Sekitar jam 8 kurang 5 menit kami masuk ke ruang meeting. Ada beberapa orang sudah duduk disana. Tak lama kami duduk, seorang Ibu berseragam coklat mendekati.

“Dari organisasi ABCD ya? Saya Ibu NN, ini undangan untuk organisasi ABCD untuk acara ini,” katanya sambil menyodorkan amplop. “Ibu BSL agak sedikit telat katanya, ada perlu dulu sebentar.” Agak ingin ketawa juga sih, kami sudah hadir disitu, baru kemudian undangan diberikan. Yah, sudahlah tak apa (lagi). Iseng kami buka amplop itu, tertulis di detil acara - Tempat: Hotel Santika, Pukul: 8.30. Astaga.

Semua peserta gelisah ketika pada jam 8.45 acara tidak juga dimulai. Tiba-tiba MC mengumumkan bahwa kita sedang menunggu Bapak ANU yang terlambat datang karena ada salah informasi jam. Yeah, right. Akhirnya Bapak ANU datang didampingi Bapak ITU pukul 9.15. Acarapun dimulai dengan sambutan dari Bapak ANU dan Bapak ITU. Masing-masing sekitar 5 menit. Setelah itu MC kembali tampil ke depan,

“Hadirin, telah kita ikuti sambutan dari Bapak ANU dan Bapak ITU, acara selanjutnya adalah istirahat selama 15 menit.”

What??!! Istirahat dari apa?? Acara telat 45 menit, baru mulai 10 menit, otak kita saja baru ‘dipanaskan’, dan sekarang mesti istirahat 15 menit??

Acara dimulai 20 menit kemudian dan selesai pukul 12.15. Apa yang dibicarakan dalam rapat tidak perlu diungkap disini. Yang jelas, Ibu BSL baru datang pukul 10.15.

It’s just perfect :).

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

Name :
Web URL :
Message :